KOMPAS.com — Pada usia paruh baya, Reni harus bergelut dengan penyakit kanker yang menggerogoti paru-paru. Meski memiliki keinginan kuat untuk sembuh, ia diliputi rasa takut menghadapi ancaman kematian dan rasa sakit saat menjalani kemoterapi.
"Begitu dinyatakan menderita kanker, ibaratnya satu kaki kita sudah berada di kuburan," kata Reni. Setelah mengalami kecelakaan pesawat, ketabahannya kembali diuji ketika ia dinyatakan menderita kanker paru-paru sehingga harus menjalani operasi pengangkatan tumor.
Agar sel kanker tak menyebar, ia harus menjalani serangkaian kemoterapi. Pertama kali kemoterapi ia mengeluh meriang dan tubuh serasa dicacah-cacah.
Berkat dukungan keluarga, ia bersemangat menjalani kemoterapi untuk kedua kali meski mengaku masih ngeri.
Efek samping karena kemoterapi juga dialami ibu dari Dina. Menurut Dina, saat ini ibunya yang menderita kanker ovarium menjalani kemoterapi kedelapan kali. Saat dikemoterapi untuk keempat hingga keenam kali, ibunya perlu ditransfusi 10 kantong darah. Pada kemoterapi ketujuh, ibunya butuh 40 kantong darah.
Sejumlah penderita kanker lain juga mengalami sejumlah efek samping kemoterapi, antara lain tangan dan kaki hitam, mengelupas, diare, dan mual-muntah.
- Ancaman kematian
- Bermacam kemoterapi
”Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan terapi lain, seperti pembedahan, radioterapi, dan terapi biologik,” kata Noorwati.
Terapi ini bisa mengendalikan kanker cukup lama, seperti penderita kanker ovarium, limfoma non-Hodgkin, kanker darah kronis yang merusak tulang (multiple myeloma), dan kanker endometrium.
Selain itu, kemoterapi bermanfaat untuk paliatif atau dapat mengurangi gejala pada kanker nasofaring, kanker prostat, kanker endometrium, kanker leher dan kepala, serta kanker paru stadium lanjut. ”Manfaat kemoterapi juga tergantung jenis kanker,” ujarnya.
Dengan kemoterapi, obat tak hanya membunuh sel kanker, tetapi sel normal yang membelah cepat seperti sel kanker, yaitu sel saluran cerna, sel kulit, sel rambut, dan sel sperma.
”Efek samping bersifat sementara,” kata Noorwati. Beberapa efek samping lain adalah rambut rontok, sariawan, fibrosis paru, mual-muntah, diare, nyeri otot toksik ke jantung, reaksi lokal, bahkan bisa gagal ginjal, dan menekan produksi darah.
Untuk itu, penderita dianjurkan makan dan minum sedikit tetapi sering; minum tiap muntah; serta hindari makanan berbau, berminyak, berlemak, pedas, terlalu manis, panas, dan beraroma sitrus. Penderita dianjurkan mengonsumsi makanan dingin dan kering, minum teh beraroma jahe, akupunktur, relaksasi otot, terapi musik, memakai pakaian longgar, dan tidak berbaring seusai makan.
Menimbang besarnya manfaat kemoterapi, efek samping yang muncul karena terapi ini diharapkan tidak mematahkan semangat para pasien untuk berjuang melawan kanker. Apalagi, sebagian besar efek samping bersifat sementara dan bisa diatasi dengan berbagai cara.
Sumber: KOMPAS | Evy Rachmawati | 23 Juli 2009
Artikel Terkait:
Post a Comment