Sekitar 200 orang pakar dari berbagai penjuru dunia yang terdiri dari ahli farmasi, biokimia, kimia, gizi dan pangan berkumpul di Guh Moon Go Hall, salah satu ruang yang megah di Temf Hotel, Seoul, Korea Selatan beberapa waktu lalu.
Mereka bukan nonton bareng sepak bola Piala Dunia, melainkan membahas mengenai komponen bioaktif pangan yang mempunyai efek kesehatan yang amat menakjubkan, salah satunya fito-kimia.
Prof. Bernhard Watzl dari Institute of Nutritional Physiology (FRCN) Karlshure, Jerman menyatakan bahwa fito-kimia terdiri dari karotenoid, fito-sterol, saponin, glucosinlates, polifenol, protease inhibitors, monoterpen, dan fito-estrogen sulfid.
Fito-kimia memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi tanaman dalam berintegrasi dengan lingkungan, dan salah satu yang menyebabkan manusia memilihnya. Sebagai komponen bioaktif, fito-kimia memberi dampak faali, metabolisme secara endogen dan eksogen melalui berbagai mekanisme reaksi tubuh.
Fito-kimia mempunyai efek biologi yang efektif menghambat pertumbuhan kanker, sebagai antioksidan, mempunyai ifat menghambat pertumbuhan mikroba, menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar glukosa darah, bersifat antibiotik, dan menimbulkan efek peningkatan kekebalan. Dari sekitar 30.000 fito-kimia yang sudah diketahui sekarang, sebanyak 5.000- 10.000 terdapat dalam bahan pangan. Dan hampir 400.000 jenis tanaman mengandung fito-kimia.
Bagi mereka yang senang atau doyan buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian, dalam seharinya sudah mengkonsumsi sekitar 1,5 gram fito-kimia. Bagi vegetarian tentu lebih tinggi lagi. Warna yang menarik dari buah-buahan dan sayuran berasal dari senyawa fito-kimia, juga aroma khas dari teh dan kopi berasal dari senyawa fito-kimia.
Bersifat Antikanker
Para ahli percaya bahwa sayur, buah dan biji-bijian dapat mencegah timbulnya kanker dan menurunkan risiko terjadinya tumor. Setelah diteliti lebih jauh ternyata komponen yang ada dalam bahan pangan nabati itu adalah vitamin, mineral, serat dan fito-kimia.
Untuk itu salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu National Cancer Institute dan European School of Oncology Task Force on Diet, Nutrition and Cancer merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang cukup untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Fito-kimia sudah terbukti dapat mencegah timbulnya kanker kolon, payudara dan usus dan lambung. Isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur dapat menurunkan risiko mendapatkan kanker payudara.
Senyawa fenolik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekhin dari teh bersifat protektif terhadap kanker lambung dan usus. Fito-estrogen selain diduga dapat menunda menopause pada wanita, juga sangat ampuh dalam mencegah kanker.
Tripsin inhibitor yang selama ini diduga dapat menurunkan penyerapan protein, ternyata dapat mencegah timbulnya kanker. Bowman-Birk Inhibitor (BBI) merupakan salah satu tripsin inhibitor yang terdapat dalam kedelai, dapat mencegah terjadinya kanker kolon dan hati. Dilaporkan bahwa hanya BBI yang dapat mencegah terjadinya kanker dan tidak untuk jenis inhibitor lainnya.
Sebagai Antioksidan
Stres oksidatif adalah keadaan ketidakseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Keadaan stress oksidatif sebetulnya dapat diinduksi oleh berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya antioksidan atau kelebihan produksi radikal bebas. Radikal bebas sebetulnya diproduksi secara fisiologis oleh sel sebagai konsekuensi logis pada reaksi biokimia dalam kehidupan aerobik.
Namun, jika radikal bebas berlebihan dan antioksidan seluler tetap jumlahnya atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri. Kondisi stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel, dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan, dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker dan diabetes mellitus.
Fito-kimia yang bersifat antioksidan aktif adalah karotenoid, polifenol, fito-estrogen, inhibitor-protease dan sulfida. Karotenoid seperti lycopene dan canthaxanthin, adalah jenis antioksidan yang punya kemampuan tinggi dalam memproteksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas.
Sedangkan polifenol dikenal sebagai antioksidan tanaman yang sangat superior. Polifenol dari anggur merah dan flavanol quercentin adalah fito-kimia yang sukses mencegah oksidasi LDL (low density lipoprotein) dan kolesterol, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kronis.
Menurunkan Kolesterol
Kolesterol rendah merupakan idaman setiap orang, karena kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu pencetus penyakit jantung. Beberapa fito-kimia yang tercatat dapat menurunkan kadar kolesterol secara nyata adalah saponin, fito-sterol, sulfida dan tokotrienol. Bahkan bukan hanya kolesterol total yang dapat diturunkan, kadar lemak darah juga dapat diturunkan.
Fito-kimia menggunakan dua kunci dalam menurunkan kolesterol darah. Pertama, senyawa fito-kimia saponin dan fito-sterol bisa menurunkan tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi, sehingga secara langsung dapat mengurangi kolesterol yang masuk ke dalam tubuh.
Fito-kimia tokotrienol dapat menghambat kerja enzim pada metabolisme kolesterol hati. Sangat banyak literatur yang membuktikan fito-kimia bisa menurunkan kolesterol secara efektif. Informasi terakhir melaporkan, fito-kimia bisa menurunkan tekanan darah, kadar glukosa, dan menghambat proses peradangan.
Antimikroba
Sebagai antimikroba, beberapa senyawa fito-kimia dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Isoflavon dari kedelai sudah dikenal sebagai anti infeksi terhadap E.coli dan antidiare. Polifenol dari ekstrak daun jambu biji sering digunakan sebagai obat antidiare dan antimikroba bagi penderita sakit perut. Sulfida dari bawang putih, isotiosianat dan tiosianat sudah dibuktikan sangat baik sebagai antimikroba. Senyawa frenol dari strawberi dari jenis kranberi dan strawberi hitam ternyata sangat efektif sebagai antimikroba. Adapun jJenis-jenis fito-kimia adalah:
1. Karotenoid
Karotenoid mempunyai warna kuning sampai merah yang memberikan warna pada buah dan sayuran. Karotenoid terdiri dari lycopen, alfa dan beta karoten, xanthofil, lutein, zeaxanthin dan kriptoxanthin. Lebih dari 600 jenis karotenoid yang terdapat di alam, hanya 40 jenis yang terdapat dalam makanan.
Prof. Bernhard Watzl dari Institute of Nutritional Physiology (FRCN) Karlshure, Jerman menyatakan bahwa fito-kimia terdiri dari karotenoid, fito-sterol, saponin, glucosinlates, polifenol, protease inhibitors, monoterpen, dan fito-estrogen sulfid.
Fito-kimia memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi tanaman dalam berintegrasi dengan lingkungan, dan salah satu yang menyebabkan manusia memilihnya. Sebagai komponen bioaktif, fito-kimia memberi dampak faali, metabolisme secara endogen dan eksogen melalui berbagai mekanisme reaksi tubuh.
Fito-kimia mempunyai efek biologi yang efektif menghambat pertumbuhan kanker, sebagai antioksidan, mempunyai ifat menghambat pertumbuhan mikroba, menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar glukosa darah, bersifat antibiotik, dan menimbulkan efek peningkatan kekebalan. Dari sekitar 30.000 fito-kimia yang sudah diketahui sekarang, sebanyak 5.000- 10.000 terdapat dalam bahan pangan. Dan hampir 400.000 jenis tanaman mengandung fito-kimia.
Bagi mereka yang senang atau doyan buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian, dalam seharinya sudah mengkonsumsi sekitar 1,5 gram fito-kimia. Bagi vegetarian tentu lebih tinggi lagi. Warna yang menarik dari buah-buahan dan sayuran berasal dari senyawa fito-kimia, juga aroma khas dari teh dan kopi berasal dari senyawa fito-kimia.
Bersifat Antikanker
Para ahli percaya bahwa sayur, buah dan biji-bijian dapat mencegah timbulnya kanker dan menurunkan risiko terjadinya tumor. Setelah diteliti lebih jauh ternyata komponen yang ada dalam bahan pangan nabati itu adalah vitamin, mineral, serat dan fito-kimia.
Untuk itu salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu National Cancer Institute dan European School of Oncology Task Force on Diet, Nutrition and Cancer merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran yang cukup untuk mencegah terjadinya penyakit kanker. Fito-kimia sudah terbukti dapat mencegah timbulnya kanker kolon, payudara dan usus dan lambung. Isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur dapat menurunkan risiko mendapatkan kanker payudara.
Senyawa fenolik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekhin dari teh bersifat protektif terhadap kanker lambung dan usus. Fito-estrogen selain diduga dapat menunda menopause pada wanita, juga sangat ampuh dalam mencegah kanker.
Tripsin inhibitor yang selama ini diduga dapat menurunkan penyerapan protein, ternyata dapat mencegah timbulnya kanker. Bowman-Birk Inhibitor (BBI) merupakan salah satu tripsin inhibitor yang terdapat dalam kedelai, dapat mencegah terjadinya kanker kolon dan hati. Dilaporkan bahwa hanya BBI yang dapat mencegah terjadinya kanker dan tidak untuk jenis inhibitor lainnya.
Sebagai Antioksidan
Stres oksidatif adalah keadaan ketidakseimbangan antara prooksidan dan antioksidan. Keadaan stress oksidatif sebetulnya dapat diinduksi oleh berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya antioksidan atau kelebihan produksi radikal bebas. Radikal bebas sebetulnya diproduksi secara fisiologis oleh sel sebagai konsekuensi logis pada reaksi biokimia dalam kehidupan aerobik.
Namun, jika radikal bebas berlebihan dan antioksidan seluler tetap jumlahnya atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri. Kondisi stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel, dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan, dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker dan diabetes mellitus.
Fito-kimia yang bersifat antioksidan aktif adalah karotenoid, polifenol, fito-estrogen, inhibitor-protease dan sulfida. Karotenoid seperti lycopene dan canthaxanthin, adalah jenis antioksidan yang punya kemampuan tinggi dalam memproteksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas.
Sedangkan polifenol dikenal sebagai antioksidan tanaman yang sangat superior. Polifenol dari anggur merah dan flavanol quercentin adalah fito-kimia yang sukses mencegah oksidasi LDL (low density lipoprotein) dan kolesterol, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kronis.
Menurunkan Kolesterol
Kolesterol rendah merupakan idaman setiap orang, karena kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu pencetus penyakit jantung. Beberapa fito-kimia yang tercatat dapat menurunkan kadar kolesterol secara nyata adalah saponin, fito-sterol, sulfida dan tokotrienol. Bahkan bukan hanya kolesterol total yang dapat diturunkan, kadar lemak darah juga dapat diturunkan.
Fito-kimia menggunakan dua kunci dalam menurunkan kolesterol darah. Pertama, senyawa fito-kimia saponin dan fito-sterol bisa menurunkan tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi, sehingga secara langsung dapat mengurangi kolesterol yang masuk ke dalam tubuh.
Fito-kimia tokotrienol dapat menghambat kerja enzim pada metabolisme kolesterol hati. Sangat banyak literatur yang membuktikan fito-kimia bisa menurunkan kolesterol secara efektif. Informasi terakhir melaporkan, fito-kimia bisa menurunkan tekanan darah, kadar glukosa, dan menghambat proses peradangan.
Antimikroba
Sebagai antimikroba, beberapa senyawa fito-kimia dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Isoflavon dari kedelai sudah dikenal sebagai anti infeksi terhadap E.coli dan antidiare. Polifenol dari ekstrak daun jambu biji sering digunakan sebagai obat antidiare dan antimikroba bagi penderita sakit perut. Sulfida dari bawang putih, isotiosianat dan tiosianat sudah dibuktikan sangat baik sebagai antimikroba. Senyawa frenol dari strawberi dari jenis kranberi dan strawberi hitam ternyata sangat efektif sebagai antimikroba. Adapun jJenis-jenis fito-kimia adalah:
1. Karotenoid
Karotenoid mempunyai warna kuning sampai merah yang memberikan warna pada buah dan sayuran. Karotenoid terdiri dari lycopen, alfa dan beta karoten, xanthofil, lutein, zeaxanthin dan kriptoxanthin. Lebih dari 600 jenis karotenoid yang terdapat di alam, hanya 40 jenis yang terdapat dalam makanan.
Sumber karotenoid adalah sayuran hijau. Buah-buahan juga mengandung karotenoid, khususnya yang berwarna kuning sampai merah. Tomat dan wortel dikenal sebagai sumber utama karotenoid. Sedangkan jenis sayuran seperti bayam dan kangkung adalah sumber karotenoid. Rata-rata konsumsi karotenoid dalam seharinya bagi yang doyan makan sayur dan buah adalah sekitar 6 mg. Khasiatnya adalah sebagai antioksidan.
2. Fito-sterol
Fito-sterol yang utama adalah beta-sitosterol, stigmasterol dan campesterol. Fito-sterol berperan menghambat penyerapan kolesterol sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol total. Sumber utama fito-sterol adalah biji-bijian dan minyak nabati. Bagi yang suka mengkonsumsi biji-bijian dan minyak sayur, rata-rata dalam sehari dapat mengkonsumsi sebanyak 150-400 mg fito-sterol.
3. Saponin
Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Sumber utama saponin adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal. Tergantung pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi, seharinya dapat mengkonsumsi saponin sebesar 10-200 mg.
4. Polifenol
Polifenol adalah asam fenolik dan flavonoid. Polifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran serta biji-bijian. Rata-rata manusia bisa mengkonsumsi polifenol dalam seharinya sampai 23 mg. Khasiat dari polifenol adalah antimikroba dan menurunkan kadar gula darah.
5. Fito-estrogen
Fito-estrogen terdiri dari isoflavon dan lignin. Fito-estrogen banyak terdapat pada biji-bijian dan kacang-kacangan khususnya kedele. Fito-estrogen dapat menghambat kanker payudara dan diduga dapat menunda masa menopause pada wanita.
6. Sulfida
Sulfida lebih identik dengan senyawa sulfur pada bawang putih. Selain pada bawang putiih sulfida juga terdapat pada bawang merah. Sulfida dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
7. Monoterpen
Monoterpen merupakan senyawa folatil yang terdapat pada tanaman. Monoterpen yang terkenal adalah menthol (peppermint), carvon dan limonen. Monoterpen dapat menghambat pertumbuhan kanker, khususnya payudara.
8. Protease Inhibitor
Protease Inhibitor yang banyak ditemukan adalah sejenis tripsin inhibitor. Sumber utama proteade inhibitor adalah kacang-kacangan khususnya kedele. Protease inhibitor juga berkhasiat sebagai antikanker.
Makanan tradisional kaya fito-kimia
Menu makanan tradisional Indonesia pada umumnya kaya akan kandungan fito-kimia. Bukan hanya buah-buahan atau sayuran impor yang kaya akan fito-kimia, tetapi buah-buahan tradisional seperti apel malang, simanalagi, jambu biji, jambu air, belimbing dan masih banyak lagi buah-buahan asal Indonesia yang kaya akan fito-kimia.
Sayur-sayuran seperti pecai (kubis putih), bayam, kangkung dan sebagainya juga mengandung fito-kimia cukup banyak. Biji-bijian dan kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang koro, kacang ijo juga mengandung fito-kimia cukup baik.
Juga termasuk serealia yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, menu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi sudah cukup baik kalau ditinjau dari sumber komponen bioaktif fito-kimia.
Jamu tradisional asal Indonesia juga sudah banyak yang mengklaim mengandung komponen bioaktif fito-kimia. Bahkan beberapa pabrik jamu besar, secara khusus melakukan penelitian dan menciptakan jamu dalam bentuk kapsul atau tablet dengan komponen bioaktif fito-kimia. Demikian juga beberapa pabrik farmasi besar telah menghasilkan sejenis obat tradisional dengan komponen aktif fito-kimia.
Sumber : Kompas | 8 Agustus 2002 | Oleh: Amalia (Puslitbang Gizi bogor)
Post a Comment