Letrozol sebagai Terapi Medikamentosa Primer untuk Kanker Payudara Lanjut Lokal, dan Kanker Payudara Besar.
[Oleh: J.M. Dixon, C.D.B. Love, C.O.C. Bellamy, D.A. Cameron, R.C. F. Leonard, H. Smith, dan W.R. Miller]
TUJUAN
Untuk meneliti efektivitas letrozol 2,5 mg dan 10 mg yang digunakan sebagai terapi neoajuvan primer pada pasien dengan kanker payudara lanjut lokal dan kanker payudara besar yang masih dapat dioperasi (large operable).
Pasien dan Metode
Dua puluh empat pasien pasca menopause dengan kanker payudara lanjut lokal dan besar diberikan dua seri letrozol 2,5 mg (n=12) atau letrozol 10 mg (n=12). Respons setelah 3 bulan dilihat dengan mengukur volume tumor sesuai kriteria WHO (respons parsial didefinisikan sebagai penurunan volume tumor > 65%). Volume tumor dinilai secara klinis, ultrasonografi dan mamografi serta patologi.
Hasil
Ke-24 orang pasien menunjukkan reseptor estrogen positif, dan disebut "kaya reseptor", dengan usia rata-rata 77,6 tahun dan 71,6 tahun pada kelompok letrozol 2,5 mg dan letrozol 10 mg, berturut-turut. Terdapat 5 orang dengan respons klinis komplit (complete) dan tujuh respons klinis sebagian pada pasien dengan 2,5 mg letrozol. Terdapat 9 respons parsial dan 3 pasien dengan penyakit stabil pada kelompok letrozol 10 mg. Penilaian dengan ultrasonografi dan mamografi menunjukkan bahwa, dari ke-12 pasien yang mendapat 2,5 mg letrozol, terdapat 1 respons komplit, 9 respons parsial dan 2 tidak ada perubahan. Pada pasien yang mendapat 10 mg letrozol, terdapat 8 respons parsial dan 4 tanpa perubahan. Seorang pasien yang mendapat dosis 2,5 mg mengalami respons klinik komplit dan patologik. Tidak ada perbedaan volume tumor yang bermakna di antara kedua dosis dan tidak ada efek samping yang dicatat dari masing-masing dosis tersebut.
Kesimpulan
Letrozol yang digunakan sebagai neoadjuvan sangat efektif, menghasilkan pengurangan volume tumor secara klinis sehingga memungkinkan pasien menjalani operasi breast conserving, dengan profil keamanan yang dapat diterima.
Untuk meneliti efektivitas letrozol 2,5 mg dan 10 mg yang digunakan sebagai terapi neoajuvan primer pada pasien dengan kanker payudara lanjut lokal dan kanker payudara besar yang masih dapat dioperasi (large operable).
Pasien dan Metode
Dua puluh empat pasien pasca menopause dengan kanker payudara lanjut lokal dan besar diberikan dua seri letrozol 2,5 mg (n=12) atau letrozol 10 mg (n=12). Respons setelah 3 bulan dilihat dengan mengukur volume tumor sesuai kriteria WHO (respons parsial didefinisikan sebagai penurunan volume tumor > 65%). Volume tumor dinilai secara klinis, ultrasonografi dan mamografi serta patologi.
Hasil
Ke-24 orang pasien menunjukkan reseptor estrogen positif, dan disebut "kaya reseptor", dengan usia rata-rata 77,6 tahun dan 71,6 tahun pada kelompok letrozol 2,5 mg dan letrozol 10 mg, berturut-turut. Terdapat 5 orang dengan respons klinis komplit (complete) dan tujuh respons klinis sebagian pada pasien dengan 2,5 mg letrozol. Terdapat 9 respons parsial dan 3 pasien dengan penyakit stabil pada kelompok letrozol 10 mg. Penilaian dengan ultrasonografi dan mamografi menunjukkan bahwa, dari ke-12 pasien yang mendapat 2,5 mg letrozol, terdapat 1 respons komplit, 9 respons parsial dan 2 tidak ada perubahan. Pada pasien yang mendapat 10 mg letrozol, terdapat 8 respons parsial dan 4 tanpa perubahan. Seorang pasien yang mendapat dosis 2,5 mg mengalami respons klinik komplit dan patologik. Tidak ada perbedaan volume tumor yang bermakna di antara kedua dosis dan tidak ada efek samping yang dicatat dari masing-masing dosis tersebut.
Kesimpulan
Letrozol yang digunakan sebagai neoadjuvan sangat efektif, menghasilkan pengurangan volume tumor secara klinis sehingga memungkinkan pasien menjalani operasi breast conserving, dengan profil keamanan yang dapat diterima.
Post a Comment