Belum lama ini saya menerima imel dari Bapak Iwan Setiadi yang isinya saya kutip sebagai berikut:
hallo..... nama saya Iwan Setiadi, ... baru saja istri saya kena breast cancer namanya invasive ductal carcinoma stage 3, stadium belum tahu no limpovascular ... tolong tanya, apakah istri saya bisa sembuh secara kedokteran? tq
Jawab:
Bapak Iwan Setiadi,
Pertama, ijinkan saya menyampaikan rasa prihatin atas apa yang sedang keluarga Bapak hadapi, khususnya untuk Ibu yang sedang berjuang keras melawan kanker payudara invasive ductal carcinoma stage 3 yang dideritanya. Semoga beliau mendapat kekuatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan Bapak sendiri diberi ketabahan, kesabaran, dan kasih sayang melimpah yang saya yakini saat ini benar-benar sangat dibutuhkan oleh Ibu.
Pada kesempatan ini sekaligus saya ingin pula menyampaikan pemohonan maaf yang sebesarnya karena menyesal sekali tidak dalam posisi memberikan jawaban pasti atas pertanyaan Bapak. Meski demikian, semoga tulisan di bawah ini bisa sedikit membantu Bapak menemukan jawaban yang diingini.
Penyakit kanker – sebagaimana penyakit lainnya – bisa dialami oleh siapa saja dan secara naluriah penderitanya bebas untuk menentukan upaya penyembuhan penyakit ini melalui cara-cara yang diyakininya memiliki tingkat keberhasilan paling tinggi. Sebagaimana kita ketahui, kebanyakan penderita penyakit kanker memilih cara klinis, atau seperti yang Bapak maksudkan; secara kedokteran. Sebagian lagi memilih apa yang biasa disebut-sebut sebagai pengobatan alternatif yakni melalui bantuan tabib atau ahli tanaman obat (herbal), sementara ada pula yang bahkan memilih cara klenik yang berhubungan dengan kekuatan super natural, atau mungkin; kombinasi dari ketiganya.
Saya sendiri adalah penderita kanker payudara yang memilih “cara kedokteran” dan telah menjalani semua prosedur pengobatan radikal yang direkomendasikan oleh ilmu kedokteran dengan segala konsekuensi yang harus saya – dan keluarga saya - hadapi sejak 11 bulan lalu. Dengan kalimat paling sederhana saja bisa saya gambarkan bahwa dilihat dari sudut manapun, cara yang saya pilih ini pada kenyataannya berat!
Lalu, apakah sekarang saya sudah sembuh?
Secara berkelakar salahseorang dokter yang merawat saya pernah mengatakan bahwa seorang survivor (penderita kanker yang sudah atau sedang menjalani pengobatan) baru bisa dinyatakan bebas dari kanker apabila pada saatnya nanti ia meninggal karena penyakit jantung, lever, atau penyakit mematikan lainnya.
Artinya, kendati sudah menjalani seluruh prosedur pengobatan “cara kedokteran” di atas, namun tokh saya harus menerima kenyataan bahwa sepanjang hayat dikandung badan, saya tetap mengidap penyakit kanker.
Apakah suatu hari nanti penyakit saya akan kambuh dan menjadi lebih parah, atau apakah seluruh upaya dokter-dokter yang merawat saya selama ini untuk “melumpuhkannya” tetap bisa dipertahankan sehingga sang penyakit tidak memiliki kesempatan untuk berkembang biak, tentunya sangat tergantung pada kehendak Yang Maha Kuasa dan kesadaran saya sendiri tentang bagaimana harus menyikapi penyakit ini.
Untuk melawannya, sampai hari ini saya masih tetap mengkonsumsi obat-obatan berat yang diberikan oleh dokter, tidak berhenti berdoa dan berserah diri kepada sang KHALIQ, dan terus berusaha mencari jawaban atas semua pertanyaan, khususnya yang berhubungan dengan penyakit kanker payudara saya.
Artikel-artikel yang dimuat di dalam Blog mimi ini contohnya; adalah sebagian dari ikhtiar saya dan suami; seperti di antaranya mengumpulkan klipping tentang hal-hal yang berhubungan dengan kanker payudara, sementara links yang ada merupakan akses ke webpages lain yang juga memuat tulisan-tulisan yang menurut hemat saya patut dibaca - baik versi bahasa Indonesia maupun versi Inggrisnya - oleh setiap penderita kanker. Harapan saya tentunya, semoga artikel tersebut bermanfaat tidak saja bagi saya sendiri, akan tetapi juga bagi pembaca lain, terutama mereka yang memang membutuhkan lebih banyak lagi informasi tentang kanker.
Oleh karenanya, seandainya Bapak cukup sabar untuk coba membaca lagi artikel-artikel dimaksud (termasuk edisi 2007) dan membuka weblinks yang tersedia, saya percaya InsyaAllah, akan lebih mudah bagi Bapak dan Ibu untuk pada gilirannya nanti menentukan cara pengobatan mana yang kiranya dianggap terbaik bagi Ibu. Di atas semua itu; percayalah bahwa perhatian, kesabaran, dan curahan kasih sayang Bapak kepada Ibu akan menjadi setengah kekuatan dari seluruh cara penyembuhan manapun yang akan, atau barangkali sudah Bapak pilih!
Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih bisa mengatakan hal ini kepada Bapak karena dikaruniai seorang suami yang dengan segala keterbatasannya – dan dengan caranya sendiri – tidak pernah berhenti berusaha untuk menjadi sahabat sejati saya. Perhatian, kesabaran dan kasih sayang yang selalu ia coba berikan ternyata sangat membantu menentramkan hati saya. Mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat.
Namun bila Bapak masih menyimpan pertanyaan lain, maka selain kepada saya Bapak juga bisa coba menghubungi sahabat-sahabat baik saya seperti di antaranya mBak Titah Rahayu di Rumah Kanker dan mBak Rini di Blog Ketika Kanker Menyapaku yang saya percaya akan dengan senang hati mencarikan jawabannya untuk Bapak.
Akhirnya, salam manis buat Ibu. Kami akan selalu mendoakan kesembuhan beliau dan berharap semoga Tuhan akan memberi kekuatan luar biasa seperti yang selama ini telah diberikanNYA kepada kami.
Amin!
*** 1 linkage comment found from Dani Iswara, Bali.
dear mbak mimi,
ReplyDeletengga ada yg sia2 kok..
secuil apapun informasi di blog temen2 itu,
pasti ada yg bs kita ambil hikmahnya..
apalagi utk tema/topik yg memang jarang dilakukan di Indonesia,
sekali lg, salut.. :)
* Originally posted on: Rabu, April 02, 2008