Beberapa hari lalu saya mendapat email dan pesan pendek dari 3 orang sahabat yang masing-masing mengajukan pertanyaan seputar kanker payudara dan kanker rahim. Pertanyaan tersebut sudah saya teruskan kepada dr. Bahar Azwar dengan harapan semoga para sahabat bisa mendapatkan jawaban langsung dari seorang ahli. Dan sebagai tambahan, berikut ini saya petik berita dari KOMPAS.com edisi Senin, 21 April 2008 yang mungkin masih ada relevansinya. Semoga bermanfaat!
Ibu Ani Yudhoyono mencanangkan Program Nasional Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara, yang merupakan jenis kanker yang banyak diderita perempuan di Indonesia.
Program nasional tersebut dicanangkan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Senin (21/4), bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Pencanangan yang bertema "Selamatkan Perempuan Indonesia Dari Kanker Melalui Deteksi Dini" itu juga dihadiri oleh Istri Wakil Presiden, Mufidah Jusuf Kalla, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, dan juga istri-istri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Pada pencanangan tersebut, Departemen Kesehatan (Depkes) menyumbangkan bantuan berupa alat deteksi dini kepada enam kabupaten, yaitu Deli Serdang, Gresik, Kebumen, Gunung Kidul, Karawang, dan Gowa. Depkes juga menyumbangkan mobil mammografi kepada RS Kanker Dharmais.
Menurut rencana, pada acara pencanangan yang dimulai pukul 10.00 WIB itu, Ibu Negara juga akan meninjau fasilitas dan ruang pemeriksaan di RS Dharmais. Berdasarkan data 2001, penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan.
Pada 2007, penderita kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara yang diikuti oleh kanker leher rahim. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan dengan penemuan kasus baru 22,7 persen dan jumlah kematian 14 persen per tahun dari seluruh penyakit kanker yang diderita perempuan di dunia.
Kanker rahim menempati urutan kedua dengan temuan kasus baru 9,7 persen dan jumlah kematian 9,3 persen dari seluruh kanker pada perempuan di dunia. Meski belum diketahui pasti insiden kanker di Indonesia, namun berdasarkan data Globocan tersebut, pada 2002 didapatkan perkiraan penderita kanker payudara sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim sebesar 16 persen per 100.000 perempuan.
Menurut Departemen Kesehatan, salah satu alasan semakin berkembangnya penyakit kanker tersebut adalah rendahnya cakupan deteksi dini.
Program nasional tersebut dicanangkan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Senin (21/4), bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Pencanangan yang bertema "Selamatkan Perempuan Indonesia Dari Kanker Melalui Deteksi Dini" itu juga dihadiri oleh Istri Wakil Presiden, Mufidah Jusuf Kalla, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, dan juga istri-istri para menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Pada pencanangan tersebut, Departemen Kesehatan (Depkes) menyumbangkan bantuan berupa alat deteksi dini kepada enam kabupaten, yaitu Deli Serdang, Gresik, Kebumen, Gunung Kidul, Karawang, dan Gowa. Depkes juga menyumbangkan mobil mammografi kepada RS Kanker Dharmais.
Menurut rencana, pada acara pencanangan yang dimulai pukul 10.00 WIB itu, Ibu Negara juga akan meninjau fasilitas dan ruang pemeriksaan di RS Dharmais. Berdasarkan data 2001, penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan.
Pada 2007, penderita kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara yang diikuti oleh kanker leher rahim. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan dengan penemuan kasus baru 22,7 persen dan jumlah kematian 14 persen per tahun dari seluruh penyakit kanker yang diderita perempuan di dunia.
Kanker rahim menempati urutan kedua dengan temuan kasus baru 9,7 persen dan jumlah kematian 9,3 persen dari seluruh kanker pada perempuan di dunia. Meski belum diketahui pasti insiden kanker di Indonesia, namun berdasarkan data Globocan tersebut, pada 2002 didapatkan perkiraan penderita kanker payudara sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim sebesar 16 persen per 100.000 perempuan.
Menurut Departemen Kesehatan, salah satu alasan semakin berkembangnya penyakit kanker tersebut adalah rendahnya cakupan deteksi dini.
Mbak saya baru mendapat satu pertanyaan dan maaf terlambat menjawabnya.
ReplyDeleteMakasih atas kehormatan ini.
* Originally posted on: Senin, Oktober 20, 2008
dok,
ReplyDeleteThe honour is mine!
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian yang selalu dokter berikan untuk tetap mengawal kami.....
Salam manis,
Mimi
* Originally posted on: Sabtu, Oktober 25, 2008