Selama ini, ada tiga pendekatan yang sering ditempuh dalam terapi kanker, yaitu operasi bedah, kemoterapi, dan radioterapi. Masing-masing metode memiliki kelebihan, keterbatasan, dan kekurangan.
Operasi bedah merupakan pilihan efektif untuk tipe kanker yang tidak terikat erat pada jaringan tubuh lainnya, serta sel-sel kankernya terbungkus dalam satu kesatuan. Namun, teknik pembedahan ini menjadi kurang menguntungkan pada jenis kanker terbuka, karena dapat meninggalkan sisa-sisa sel kanker yang dapat tumbuh kembali di kemudian hari. Teknik operasi bedah juga tidak dapat digunakan untuk jenis kanker yang sudah bermetastasis.
Metode kemoterapi dilakukan dengan cara memberikan obat dalam bentuk senyawa kimia untuk membunuh sel-sel kanker dalam tubuh pasien. Metode ini cukup dapat diandalkan untuk terapi anak sebar kanker, misalnya kanker payudara yang sudah menyebar ke paru-paru. Dalam kasus seperti ini, perlakuan kemoterapi merupakan satu-satunya pilihan. Obat dapat diberikan melalui suntikan atau dimakan sehingga masuk aliran darah dan mengejar sel-sel kanker. Namun, teknik kemoterapi di samping membunuh sel-sel kanker juga dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel normal yang kebetulan menyerap obat tersebut.
Pemanfaatan radiasi pengion dan radioisotop untuk tujuan pengobatan sebetulnya sudah dimulai sejak 1900. Metode pengobatan ini seringkali dikenal dengan radioterapi atau terapi radiasi. Pendekatan dengan teknik radioterapi dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana, yaitu penyinaran menggunakan sumber radiasi baik dalam bentuk sinar-X, sinar gamma, maupun jenis radiasi lainnya. Penyinaran dilakukan secara berkala dalam waktu yang relatif lama. Radioterapi merupakan suatu metode yang sangat efektif dan sudah mapan untuk perlakuan terapi maligna. Salah satu kendala terapi kanker dengan radiasi ini adalah rusaknya jaringan sel-sel normal di sekitar kanker tersebut yang kebetulan terpapari radiasi. Di samping itu, fasilitas untuk pelaksanaan radioterapi relatif jauh lebih mahal dibandingkan kedua metode sebelumnya. Untuk ukuran negara berkembang, teknologi peralatan untuk radioterapi juga terlalu rumit, terutama dalam kaitannya dengan masalah perawatan fasilitas.
Dari ketiga metode yang dikemukakan di atas, terlihat ada beberapa kelemahan dan keterbatasan masing-masing metode untuk pengobatan kanker. Peningkatan jumlah penderita kanker di dunia serta sulitnya pengobatan kanker-kanker jenis tertentu, telah mendorong para peneliti untuk mencari suatu metode yang dapat dengan efektif dan efisien mengobati kanker secara tuntas. Pemanfaatan teknik nuklir ternyata mampu memberikan beberapa jalan alternatif untuk masalah ini.
Tujuan dari radioterapi adalah untuk memberikan dosis radiasi setepat-tepatnya (akurasi maupun presisi) terhadap jaringan yang sakit (target volume) tanpa memberikan efek atau kerusakan yang berarti pada jaringan yang sehat di sekitarnya. Jika mungkin, radiasi pengion tadi hanya didistribusikan pada jaringan kanker atau tumor saja. Kemajuan fisika radioterapi telah memungkinkan tercapainya tujuan tersebut melalui beberapa metode.
Untuk keperluan radioterapi, selama ini ada teknik pengobatan yang dikenal dengan sebutan teleterapi, yaitu terapi kanker atau tumor menggunakan sumber radiasi yang tidak bersinggungan dengan pasien (sumber radiasi eksternal). Dalam teknik ini, radiasi dari suatu sumber berupa radioisotop terbungkus atau pesawat pembangkit radiasi lainnya diarahkan dan difokuskan pada kanker atau bagian tubuh yang akan diradiasi.
Sumber: sirkulasi email
Sumber: sirkulasi email
Post a Comment