Para ilmuwan berharap suatu hari nanti perempuan dengan mudah dapat mencegah dirinya terkena kanker payudara hanya dengan meminum obat, terlebih kini ada dugaan bahwa pil kontrasepsi dan terapi hormon ternyata dapat memicu timbulnya penyakit tersebut.
Pada penelitian sebelumnya, dikemukakan, hormon progestin yang biasa digunakan dalam terapi hormon (HRT) dan pil kontrasepsi ternyata terkait dengan perkembangan kanker payudara. Kini, sekelompok ilmuwan malah mengklaim protein yang berperan dalam metabolisme tulang mungkin memiliki peran dalam pengobatan kanker payudara. Ketika orang memiliki terlalu banyak protein, atau RANKL, ia akan berisiko mengalami osteoporosis.
Dalam penelitian yang digelar Institut Biologi Molekular di Akademi Ilmu Pengetahuan Austria di Vienna bekerja sama dengan Universitas College London mendemonstrasikan bahwa progestin memicu protein RANKL pada sel-sel di payudara tikus.
Namun, dalam sebuah penelitian terpisah yang digelar peneliti AS dan diketuai William Dougall, para peneliti malah menemukan bahwa mengobati tikus dengan inhibitor RANKL mengurangi peran progestin yang yang memicu kanker payudara. Kedua penelitian di atas telah dimuat pada jurnal Nature, edisi Oktober 2010.
Para peneliti mengemukakan penelitian lebih lanjut memang diperlukan, tapi mereka berharap uji klinis dapat dilakukan guna menganalisis efek RANKL bila digunakan pada pengobatan kanker payudara. Prof Penninger mengatakan, "Sepuluh tahun yang lalu, kami memformulakan hipotesis bahwa RANKL mungkin memiliki peran dalam kanker payurada dan kami pun membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya tercetus hasil penelitian ini." (Pri/OL-06)
[Sumber: Media Indonesia]
Post a Comment