Kanker Kambuh Kembali

Pengobatan kanker, merupakan pengobatan yang berkesinambungan. Setelah pengobatan utamanya baik berupa operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, atau terapi kombinasi antara operasi dengan radioterapi atau dengan kemoterapi maupun terapi hormon, tetap harus kontrol secara teratur untuk menilai ada tidaknya kekambuhan atau rekurensi.

Tidak sama halnya dengan pengobatan pada kasus usus buntu misalnya, di mana setelah operasi mungkin diperlukan kontrol sekitar 1 minggu sampai 1 bulan, setelah itu dinyatakan sembuh dan biasanya tidak terjadi kekambuhan.

Pada pengobatan kanker penilaian kesembuhan ada dua macam yaitu sembuh secara klinis dan sembuh secara patologis.

Sembuh secara klinis artinya, setelah dilakukan upaya pengobatan, maka kankernya hilang dan tidak tampak secara kasat mata, tetapi secara mikroskopis mungkin masih ada bibit-bibit kanker yang tertinggal atau sudah menyebar di bagian tubuh lainnya yang belum dapat terdeteksi dengan pemeriksaan yang ada saat ini.

Sembuh secara patologis, artinya kanker sudah hilang, tidak tampak lagi secara kasat mata dan daerah sekitarnya sudah diperiksa secara patologis tidak terdapat sisa kanker. Namun upaya ini sulit dilakukan karena begitu luasnya daerah disekitar kanker yang harus diperiksa, dan juga untuk kanker yang menyebar ke bagian tubuh lainnya juga tidak dapat diperiksa.

Terdapat beberapa terminology untuk menilai respons pengobatan pada suatu kanker yaitu remisi komplit, remisi sebagian, remisi minimal, progresi.

Remisi komplit (complete remission) adalah keadaan dimana kanker sudah tidak terdeteksi lagi setelah pengobatan. Remisi sebagian (partial remission/PR) adalah keadaan dimana ukuran tumor berkurang 50 % setelah pengobatan dan tumor tidak tumbuh lagi. Remisi minimal (minimal remission/MR) adalah keadaan dimana ukuran tumor berkurang, namun tidak mencapai 50 %. Sedangkan progresi berarti ukuran tumor justru bertambah besar atau timbul benjolan lain setelah pengobatan atau penderita meninggal karena akibat kankernya.

Dalam penanganan kanker, semua parameter yang berhubungan dengan factor prognosis dan juga factor prediksi haruslah diperiksa.

Faktor prognosis untuk menilai kemungkinan kambuh suatu kanker berapa persen dan berapa tahun setelah pengobatan, juga menilai ketahanan hidup penderita setelah diobati dengan pengobatan yang standar.

Faktor prediksi untuk menilai apakah suatu obat yang diberikan akan efektif atau tidak dalam mengobati kanker.

Sebagai contoh pada kanker payudara, untuk memperkirakan prognosis dan prediksi hasil pengobatan perlu diperiksa status reseptor hormon seperti Estrogen reseptor (ER), progsterone reseptor (PR), petanda atau marker genetic yaitu c-erbB-2, p-53. Selain itu juga dilihat hasil pemeriksaan histopatologi berupa jenis kanker, gradasi kanker, kelenjar getah bening di ketiak yang sudah terserang kanker, dan lainnya.

Sebelum dan setelah dilakukan pengobatan, perlu secara teratur diperiksa petanda tumor seperti CA 15-3, CEA. Dibandingkan nilainya sebelum dengan sesudah pengobatan, apakah sama, apakah ada kenaikan. Bila ada kenaikan harus dicurigai adanya kanker yang kemungkinan kambuh lagi.

Alat pemeriksaan yang ada saat ini, seperti rontgent paru, ultrasonografi, bone scanning, CT scan, MRI, laboratorium, tidak dapat mendeteksi adanya mikrometastasis atau adanya penyebaran maupun kekambuhan kanker yang masih sangat kecil ukurannya yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Alat-alat tersebut dapat mendeteksi bila kanker yang kambuh sudah mulai tumbuh. Jadi pada awal setelah pengobatan, deteksi kekambuhan kanker sulit diketahui.

Ilmu pengobatan kanker berkembang demikian pesat. Pengobatan standart 7 tahun yang lalu dengan saat ini sudah berbeda. Terdapat beberapa metode pengobatan yang pada waktu lalu masih diakui yang terbaik dan setelah diteliti dari berbagai penelitian ternyata menimbulkan kekambuhan, maka saat ini beberapa diantaranya sudah dimodifikasi.

Idealnya, semua pemeriksaan yang sudah disebutkan diatas, sebelum dan sesudah pengobatan kanker haruslah diperiksa secara rutin. Namun kembali pada masalah biaya, karena mahal maka terkadang pemeriksaan tidak dilakukan. Akibatnya dokter tidak dapat membandingkan hasil sebelum dan sesudah pengobatan dan tidak dapat menilai ada tidaknya kekambuhan. Selain itu, kekambuhan pada stadium awal biasanya tanpa gejala.

Penderita merasa sehat, tidak ada kelainan. Keluhan terjadi setelah kanker kambuh dengan merusak organ atau jaringan disekitarnya, bisa berupa benjolan, borok, ataupun tulang keropos. Besar kemungkinan, pada saat dilakukan pengobatan berupa operasi dan terapi hormon., sudah terdapat mikrometastasis yang tidak terdeteksi dan baru muncul dan tumbuh 7 tahun kemudian.

Untuk saat sekarang biasanya setelah operasi diberikan kemoterapi, tergantung pada hasil pemeriksaan histopatologi dan lainnya.

Kekambuhan lokal seperti pada kanker lutut, bisa saja terjadi, karena yang dinilai sembuh sesudah operasi dan radioterapi adalah sembuh secara klinis bukan sembuh secara patologis. Bisa saja pada saat setelah pengobatan masih ada sisa infiltrasi kanker disekitar daerah operasi dan tidak mati seluruhnya dengan radioterapi yang akhirnya kambuh kembali.

Prinsip penanganan kanker adalah pengobatan pertama haruslah yang terbaik. Bila terjadi kekambuhan maka pengobatannya menjadi lebih sulit.

Pada kanker, pada keadaan tertentu memerlukan pilihan tindakan yang radikal dengan membuang semua kanker dan organ atau jaringan disekitarnya, misalnya amputasi, sehingga tidak kambuh dan tidak menyebar ke tempat jauh. Namun pemilihan tindakan ini terkadang merupakan keputusan yang sulit bagi penderita. (*)


[Oleh Dr. Yusuf Heriyadi SpBOnk]

11 comments :

  1. jadi teringat tante yg juga mengidap penyakit kanker

    ReplyDelete
  2. kalo penyembuhan lewat oprasi biasanya kembalilagi, beda dengan cara pengobatan herbal ya gan???

    ReplyDelete
  3. Terimaksaih atas informasinya. menurut saya obat tradisional lebih efektif, seperti halnya kulit buah manggis yang bisa menghancurkan kanker dari dalam dan zat xanthonenya mampu membunuh sel kembang kanker. terimakasih atas infonya!

    ReplyDelete
  4. kulit buah manggis yang bisa menghancurkan kanker dari dalam dan zat xanthonenya mampu membunuh sel kembang kanker. terimakasih atas infonya!

    ReplyDelete
  5. Aku baca artikel Ternyata kalau melepas bra pada saat tidur dapat mencehgah kanker payudara,
    aku pernah baca artikelnya disini, udoctor.co.id
    http://udoctor.co.id/tips-gaya-hidup-sehat/lepas-bra-hindari-kanker-payudara-read-160.html
    semoga bermanfaat ya...

    ReplyDelete
  6. selamat pagi, sekedar info, pada Sabtu, 27Juni 2015, Modern Cancer Hospital Guangzhou akan mengadakan seminar kesehatan "Rahasia Menaklukan Kanker" dan dilanjutkan dengan konsultasi kanker gratis oleh dokter ahli onkologi, dan di khususkan untuk kanker payudara.
    acaranya gratis tetapi memang perlu mendaftar dahulu..
    info lebih lanjut dan pendaftaran:
    087771114643 (tlp/sms/whatsapp)
    BBM: 53A8823A
    GRATISS

    ReplyDelete
  7. Jual obat herbal untuk segala macam penyakit yang aman di konsumsi karena terbuat dari bahan baku alami tanpa adanya campuran bahan kimia dan tentunya tanpa efek samping

    check website kami di Jual Obat Herbal

    ReplyDelete
  8. semoga dr yusuf bisa banyak bantu banyak orang walau jarak jauh sekali pun...bikti fakta adik saya sembuh.

    ReplyDelete
  9. trimakasih atas bantuan nya dan sran serta obat yg sangat mujarap nya ya pak yusuf... alhamdulillah setelah yakin serta iktiar penuh akhir nya kakak saya bisa sembuh dan luka nya sudah menutup dan kering..

    ReplyDelete

Info Farmasi/Obat Kanker