Saya dan Tamoxifen

Nama obat ini tentu tidak asing lagi bagi penderita kanker, terutama kanker payudara. Sebab sebagian besar dokter menganjurkan agar pasien kankernya mengkonsumsi obat ini mengingat konon katanya, dianggap manjur untuk membantu mengatasi resiko berkembangnya kembali sel-sel kanker - terutama setelah sang pasien menjalani berbagai proses terapi termasuk di dalamnya setelah bedah mastektomi.

Tentang seberapa jauh rata-rata pasien kanker mengenali seluk beluk obat ini, di Indonesia barangkali belum sebaik di negara-negara maju di mana komunikasi antara dokter-pasien mengenai penyakit yang diderita pasien jauh lebih terbuka ketimbang di sini.

Belum lama ini, dokter yang "meneruskan" proses perawatan sakit saya dari RSCM Jakarta ke RSHS Bandung mengatakan bahwa hasil lab-test (
general medical check-up) terbaru saya mengindikasikan adanya kemungkinan berkembangnya sel-sel kanker dari uterus ke mamae saya yang masih sehat sebagai bagian dari konsekuensi terapi tamoxifen oral
yang saya jalani. Selanjutnya saya diminta untuk mempertimbangkan tindakan medis susulan yang sebaiknya saya tempuh setelah sebelumnya dengan segala berat hati harus merelakan bagian tubuh kewanitaan saya dimastektomi radikal. Dokter menganjurkan agar saya segera menjalani operasi pengangkatan rahim!
Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa seorang wanita belum menjadi wanita sesungguhnya sampai ia melahirkan anak-anak dan merasakan bagaimana menjadi seorang ibu; maka mastektomi dan pengangkatan rahim - atau lebih tepatnya membuang seluruh organ reproduksi seorang wanita - ini akan menjadikan wanita itu sebagai apa?
Coba simak lagi tulisan mengenai tamoxifen ini, terutama komentar pembaca yang seperti sudah saya sebutkan tadi; lebih faham tentang obat ini daripada kita.

Semoga sahabat-sahabat yang belum terlanjur sampai di phase seperti saya bisa memetik manfaat darinya.
Semoga!


2 comments :

  1. Mimi, memangnya sudah berapa lama mengkonsumsi tamoxifen kok sudah menimbulkan masalah di rahim?

    Aku bisa pahami sedihnya Mimi kalau harus mengangkat rahim juga, tetapi tak mengapa ya... demi kesembuhan. Ukuran kewanitaan bukan hanya payudara dan rahim, tetapi juga pada hati yang tulus penuh kasih, kelembutan, dan kesabaran.

    Aku memelukmu dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, sepenuh rasa. Semoga Tuhan meluaskan karunia-Nya pada Mimi.

    * Originally posted on: Senin, Agustus 11, 2008

    ReplyDelete
  2. hi Mimi...
    aku dulu minum tamoxiplex. dokter bilang itu bisa menyebabkan rahim kering. aku berhenti minum setelah 2 tahun lebih karena tulangku kena. lalu aku minum aromasin, tapi kemarin dokter menyuruh ganti dengan femara setelah ada penyebaran baru di tulang.

    wanita yang menjalani pengangkatan rahim adalah wanita yang sangat luar biasa. ia punya keberanian dan ketabahan yang tak dimiliki banyak orang dan ia harus didukung.

    semoga mimi baik2 saja..

    * Originally posted on: Kamis, Agustus 28, 2008

    ReplyDelete

Info Farmasi/Obat Kanker