Dari dr. LiDianTi

PAYUDARA
Karena saya seorang wanita, maka topik yang saya angkat sekarang ini adalah mengenai payudara, tapi bukan berarti tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan pria.. karena pria juga punya payudara hanya yang di punya pria kecil dan jarang menimbulkan masalah. Ada juga di sini saya singgung kelainan payudara pada pria tetapi sedikit, Jadi tidak ada salahnya kaum pria juga membaca untuk menambah pengetahuan

BANYAKNYA PAYUDARA BABI, KERA, DAN MANUSIA
Payudara di indentikkan dengan mahluk hidu
p yang dinamakan mamalia. Banyaknya payudara biasanya tergantung dengan banyaknya anak yang di lahirkan, seperti kucing, babi, anjing yang cenderung mempunyai banyak anak maka ia mempunya banyak payudara. Sedangkan kera dan manusia melahirkan biasanya satu anak, normalnya hanya mempunyai dua payudara.

APAKAH FUNGSI PAYUDARA?
Allah Swt telah mengatur mahluk hidupnya dengan sedemikian rupa dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Demikian juga organ tubuh yang di ciptakannya. Payudara mempunyai fungsi yang sangat barguna bagi mamalia yaitu memberikan makanan pertama bagi generasinya atau anaknya. Makanan yang sangat baik untuk bayi khususnya manusia yang baru lahir adalah asi yang dihasilkan dari payudara, dan pada asi ini terdapat zat yang disebut klostrum yang gunanya utuk pertahanan tubuh bayi yang tidak di dapat dari susu formula.

KELAINAN PADA PAYUDARA
1. Kelainan bentuk dan tempat,
2. Adanya Infeksi,
3. Terdapat tumor tidak ganas dan ganas.

KELAINAN BENTUK DAN TEMPAT
Saat dilahirkan wanita dan pria mempunyai bentuk dan besar payudara yang relatif sama. Pada wanita yang telah dewasa payudara akan berkembang besar dan bentuknya dengan maksimal sesuai dengan genetik masing-masing Tetapi pada beberapa kasus payudara terjadi kelainan dimana perkembanganya tidak sama (asimetri), diamana sebelah payudara yang satu dengan yang lain besarnya berbeda, hal ini disebabkan karena kelainan genetik yang di bawa dari lahir. MAMA ABERRANS merupan kelainan dimana jaringan payudara berkambang tidak pada tempat, daerah berkembangnya jaringan payudara sampai ke ketiak (axilla), sehingga pasien sering mengeluh sakit pada daerah ini. Sedangkan pada pria normalnya mempunya payudara yang rata ataupun kecil tidak berkembang seperti pada wanita. Pada beberapa kasus payudara pria ada juga yang berkembang, menjadi besar sehingga menyerupai payuadara wanita yang disebuat dengan GYNECOMASTIA. Penanganan pada kelainan bentuk dan dan tempat payudara ini adalah dilakukan operasi perbaikan.

INFEKSI
Infeksi pada payudara terjadi karena payudara yang tidak bersih pada keadaan tertentu sehingga memudahkan masuknuya kuman. Infeksi ringan biasanya berupa warna kemerahan hangat di derah kulit payudara terasa sakit, pasien bisa demam. Jika sudah agak lama dan bertambah parah akan membentuk ABSES sehingga membentuk kantung yang berisi nanah. Penanganan pada kasus ini adalah pemberian Atibiotik dan jika sudah membentuk Abses dilakukan penyayatan daerah abses lalu nanah di keluarkan dan di bersihkan kemudian diberi antibiotik.

TUMOR TIDAK GANAS DAN TUMOR GANAS

TUMOR
YANG TIDAK GANAS (Benign Breast Conditions)
Anda mungkin pernah ataupun mempunyai simptom-simptom berikut:
  1. Adakah anda merasa ketulan, benjolan ataupun kawasan yang “keras” di payudara anda?
  2. Adakah kesakitan payudara (mastalgia) menjadi lebih kuat apabila anda kedatangan haid?
  3. Adakah kesakitan itu berterusan dan tidak mengikuti kitaran haid?
  4. Adakah anda perlu memakan ubat untuk menghilangkan rasa sakit payudara?
  5. Adakah kelainan payudara anda menjejaskan perhubungan anda dengan suami anda?

Jika jawaban anda YA, maka anda mungkin mengidap keadaan yang dikenali sebagai kelainan payudara yang tidak berbahaya (benign). Keadaan ini juga dikenali sebagai penyakit payudara fibrocystic, mammary dysplasia, sistik mastitis kronic, dan dapat juga berupa intraductural papiloma.Kelainan ini dapat terjadi sebelah ataupun pada kedua Payudara Apa yang menyebabkan kelainan ini? Mengapa penyakit ini terjadi masih belum diketahui, tetapi keadaan ini dipercayai disebabkan oleh ketidak seimbangnya hormon seks wanita. Ia tidak akan terjadi sebelum umur mula datang haid dan akan berkurangan selepas umur tamat haid (menopause).

Bagaimana merawatannya?
Sekiranya kesakitan tidak keterlaluan, atau hanya datang untuk beberapa hari dalam sebulan, kebanyakan doktor akan menjl
askan cara mudah untuk merawatnya yaitu dengan menggunakanlah bh yang baik dan memakai pakaian yang tidak ketat. Mengurangi penggunaan kopi, teh dan 'cola' di mana kandungan kaffein akan memperburuk keadaan. Jaga pula kandungan gula dalam makanan anda. Jika kesakitan payudara (mastalgia) berterusan, anda mungkin akan diberi obat mengurangkan cairan di badan (Diuretic) atau obat penahan sakit. “Rawatan” tersebut di atas hanya dapat mengurangkan rasa sakit untuk sementara waktu. Apabila kesakitan payudara menjadi lebih kuat sehingga menyekat aktiviti fisikal anda (berlari, menari atau senaman lain), rawatan yang lebih khusus mungkin diperlukan. Rawatan ini termasuklah memakan obat yang telah biasa digunakan untuk memberi kesan jangka panjang menghilangkan rasa sakit . Obat ini juga akan mengurangkan pengeluaran hormon di mana ia akan memberi peluang payudara anda istirahat Sedangkan tindakan operasi yang dilakuan oleh dokter adalah mengakat tumor yang ada (pada fam).

TUMOR GANAS (Kannker Payudara)
Tidak semua benjolan di payudara merupakan kanker. Kebanyakan bersifat jinak. Penelitian di Jakarta Breast Center menunjukkan dari 2.834 orang yang memeriksakan benjolan di payudaranya, 2.229 diantaranya (78,6%) merupakan tumor jinak (fibrocystic disease of the breast, fibroadenoma mammae, kista, lipoma, mammari displasia), 368 orang (13%) terdiagnosa kanker payudara dan sisanya merupakan infeksi (abses) dan kelainan bawaan payudara (mammaria aberans).


Penyebab Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, namun ada beberapa fator resiko yang erat kaitannya dengan terjadinya kanker payudara.

Faktor resiko:
  1. Jenis kelamin wanita,
  2. Angka kejadiannya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia 30–40 tahun kemungkinan terkena kanker payudara adalah 1 orang dari 252 orang, pada usia 40–50 tahun angka itu meningkat menjadi 1 dari 68 orang, pada usia 50–60 tahun menjadi 1 dari 35 orang dan pada usia 60–70 tahun 1 dari 27 orang,
  3. Riwayat tumor atau kanker payudara sebelumnya,
  4. Menstruasi pertama pada atau di bawah usia 11 tahun,
  5. Menopause terlambat,
  6. Belum pernah melahirkan dan tidak menyusui.
Faktor resiko lain:
  1. Paparan sinar radioaktif,
  2. Minum obat yang mengandung hormon estrogen jangka panjang (pil KB, hormone replacement therapy),
  3. Konsumsi alkohol.
Apakah kanker payudara penyakit menurun?
Kanker bukan penyakit penyakit yang menular ataupun menurun. Sebagian kecil (5-10%) kanker payudara berasal dari kalangan keluarga risiko tinggi kanker payudara. Untuk 5-10% kanker payudara yang terkait dengan keturunan tersebut, faktor genetik memegang peranan penting. Mutasi dua gen tertentu yang dinamakan gen BRCA1 dan BRCA2 ternyata mempunyai hubungan erat dengan risiko kanker payudara, kanker indung telur atau keduanya. Artinya, sebagian besar (50-85%) wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 akan sakit kan-kerpayudara di ke
mudian hari. Pemeriksaan kedua mutasi gen tersebut telah mampu dikerjakan di RS Kanker Dharmais. Mengingat dampak psikososialnya, pemeriksaan gen tsb dianjurkan selalu disertai dengan program konseling.Pemahaman bahwa faktor-faktor di atas mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran kanker payudara menyebabkan para ahli berpikir untuk mengembangkan upaya pencegahan dan pengobatan yang tepat.

Diagnosis Kanker Payudara

Deteksi Dini Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan sadari, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25–30%.Sadari (Periksa payudara Sendiri atau Breast Self Examination) Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya melakukan sadari setiap bulan dan segera periksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan.

Pemeriksaan Klinik
Pada usia 20 –39 tahun setiap wanita sebaiknya memeriksakan pa-yudaranya ke dokter tiap 3 tahun sekali. Pada usia 40 ke atas sebaiknya dilakukan tiap tahun.

Mammografi Mammografi adalah pe-meriksaan sinar-x terhadap payudara. Skrining kanker payudara dengan mamografi dianjurkan untuk perempuan berusia lebih dari 40 tahun dengan risiko standar.


Untuk wanita dengan risiko tinggi (khususnya dengan mutasi gen tersebut diatas) mamografi sebaiknya dimulai pada usia 25 tahun atau pada usia 5 tahun lebih muda dari anggota keluarganya yang termuda yang mempunyai riwayat kanker payudara.
Misalnya ada kakaknya menderita kanker pada usia 26 tahun, maka adiknya dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2 dianjurkan me-mulai pemeriksaan mamografi pada usia 21 tahun. Banyak kemajuan telah dicapai untuk mendiagnosis kanker payudara antara lain dengan perbaikan pada tehnik mamografi dan makin dilengkapi dengan adanya mamografi digital. Pemeriksaan resonansi magnetik payudara dan dengan technetium-99m saat ini sedang dikembangkan, dan mungkin sekali meningkatkan kemampuan diagnosis dini.

Gejala dan Tanda Keganasan
Secara kasat mata ada tanda dan gejala yang khas menunjukkan adanya suatu keganasan, gejala-gejalanya di antaranya adalah:
Adanya retraksi/inversi nipple (dimana puting susu tertarik ke dalam atau masuk ke dalam payudara), Peau de’orange (Gambaran payudara menyerupai kulit jeruk), 

Pemastian Diagnosis
Dua puluh tahun yang lalu biopsi merupakan cara baku untuk konfirmasi diagnosis, sedangkan sekarang ini yang menjadi tehnik baku adalah aspirasi jarum halus (fine needle biopsy) atau core needle biopsy. 

Biopsi dengan panduan USG, biopsi stereotaktik dan biopsi dengan panduan resonansi magnetik menjadi tehnik yang sedang dikembangkan, khususnya untuk wanita dengan sangkaan kanker tetapi tidak teraba massa di payudara. Pemakaian jarum yang lebih besar (large-core needle-biopsy) memudahkan ahli patologi untuk menilai sediaan.


PENGOBATAN KANKER PAYUDARA

Kanker Payudara Primer. Pada beberapa pasien, kanker terbatas di payudara tanpa penyebaran
(metastasis) jauh. Pasien seperti ini yang disebut sebagai kanker payudara primer - biasanya didiagnosis sewaktu check-up mamografi, dan diharapkan kemungkinan kesembuhan cukup besar dengan pengobatan lokal dan regional saja. Namun sekarang ini makin banyak bukti, bahwa sebagian besar pasien kanker payudara primer tersebut ternyata mempunyai metastasis yang tidak dapat dideteksi secara klinis, dan sebagian besar yang diobati dengan tindakan bedah (dengan atau tanpa radioterapi) ternyata kemudian mengalami metastasis.

Pengobatan Lokal dan Regional

Operasi mastektomi radikal (pengangkatan seluruh payudara, kelenjar getah bening ketiak, dan otot dinding dada) saat ini telah ditinggalkan dan amat sangat jarang ada indikasi untuk tin-dakan tersebut. Banyak penelitian me-mbuktikan bahwa untuk sebagian besar kanker payudara tahap dini, lumpektomi (mengangkat tumornya saja) diteruskan dengan radioterapi merupakan pe-ngobatan pilihan. Sekitar 50% pasien kanker payudara di Amerika sekarang ini mendapatpengobatan dengan cara tersebut.

Pengangkatan kelenjar getah bening ketiak Pasien kanker payudara dengan kelenjar getah bening ketiak yang terbukti positif mengandung sel kanker, mempunyai angka kekambuhan yang lebih besar dibandingkan dengan yang kelenjar ketiaknya bebas kanker. Namun, pengangkatan kelenjar ketiak juga meningkatkan nyeri setelah operasi, seperti rasa kesemutan, pembengkakan dan gangguan pergerakan lengan . Cara lain adalah dengan me-nganalisa tumor dengan melihat grading histologi, kecepatan pertumbuhan dan pembelahan sel, ekspresi reseptor hormonal atau isi pembuluh darah di dalam sediaan, dan membuat peta kelenjar sentinel dengan zat radioaktif atau dengan zat warna. Tehnik tersebut, sekarang lebih dikenal dengan nama Sentinel lymph node dissection (SLND). Cukup banyak pasien yang tidak perlu dilakukan pengangkatan kelenjar ketiak bila kelenjar sentinel negatif. Namun, sampai tehnik baru terbukti keefektifannya, pe-ngangkatan kelenjar ketiak tetap merupakan tindakan baku untuk semua pasien kanker payudara yang menyebar atau kanker payudara yang tidak menyebar tetapi besarnya melebih 2.5 cm.

Radioterapi atau terapi sinar adalah penggunaan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-x) untuk membunuh atau memperkecil sel kanker. Radioterapi sesudah operasi mengurangi angka kekambuhan sebesar 50-75%. Namun radioterapi dapat menyebabkan efek samping di kemudian hari. Untuk alasan itu, radioterapi setelah operasi dianjurkan dibatasi pada pasien dengan risiko tinggi untuk kekambuhan. Yang dimaksud risiko tinggi adalah pasien dengan tumor yang besar sampai mengenai kulit payudara atau dinding dada, atau untuk pasien yang mempunyai sebaran kanker di kelenjar ketiak. Penelitian menunjukkan hasil uji klinik jangka panjang yang mempelajari pasien risiko tinggi. Satu kelompok diobati dengan tehnik radioterapi dan kemoterapi, dan satu kelompok lain diobati dengan kemoterapi saja. Ternyata yang mendapat pengobatan kombinasi kemoterapi dan radioterapi menghasilkan kekambuhan yang lebih sedikit, serta angka ketahanan hidup yang lebih baik.

Pengobatan Sistemik Hormonal
Sejak awal tahun 1960-an, sewaktu reseptor estrogen pertama kali ditemukan, diketahui bahwa kanker payudara yang mempunyai reseptor estrogen atau reseptor progesteron memberikan hasil pengobatan yang lebih baik. Karena itu setelah pembedahan, umumnya sebagian jaringan kanker disisihkan untuk pemeriksaan reseptor estrogen dan reseptor progesteron. Pada tumor tanpa reseptor, pengobatan hormonal me-nunjukkan hasil kurang dari 5%. Pada tumor yang reseptornya estrogennya positif hasil pengobatan hormonal mencapai 30-40%. Sedangkan pada tumor yang mempunyai kombinasi reseptor estrogen dan progesteron, hasil pengobatan mencapai 60-70%. Namun pengobatan hormonal tidak efektif pada pasien usia muda dengan perjalanan penyakit yang lebih cepat dan telah terjadi penyebaran ke organ-organ dalam.

Tamoksifen bekerja langsung terhadap reseptor estrogen yang terdapat di sel kanker sehingga dapat mengecilkan kanker 30%. Goserelin, dimana Sekitar 40% wanita premenopause dengan estrogen reseptor positif atau yang dengan metastatik berespon terhadap goserelin.

Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker, biasanya melalui injeksi/infus ataupun secara oral. Obat-obatan ini masuk ke dalam darah dan dapat membunuh sel-sel kanker yang telah menyebar, namun efek sampingnya adalah bahwa obat-obatan tersebut juga dapat merusak sel sehat, sehingga pada saat pemberian pasien merasakan efek samping seperti kelelahan, mual, hilangnya nafsu makan, rambut gugur, perubahan jadwal menstruasi dan mudah sakit.Kemoterapi biasanya diberikan 1-2 minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu besar, sebaiknya dilakukan kemoterapi praoperasi. Banyak laporan penelitian yang menunjukkan bahwa kemoterapi praoperasi dapat mengurangi 50% be-sar tumor pada lebih dari 90% kasus, sehingga lumpektomi lebih mungkin dikerjakan. Tanpa kemoterapi pasien tersebut memerlukan tindakan bedah yang lebih berat, yaitu mastektomi. Tindakan kemoterapi praoperasi tidak memperbaiki angka ketahanan hidup. Pengobatan kemoterapi memakan waktu 3 – 6 bulan, terbagi dalam beberapa siklus. Penelitian me-nunjukkan kombinasi yang lama pemberiannya kurang dari 3 bulan, tidak sebaik yang diberikan 4 atau 6 bulan.

Pemberian obat kombinasi, misalnya siklofosfamid, meto-treksat dan fluoro-urasil (CMF) lebih dari 6 bulan tidak lebih efektif dibandingkan yang 4 atau 6 bulan.

Kombinasi kemoterapi yang paling sering dipakai adalah:
  1. Fluorourasil, doksorubisin dan siklofosfamid (FAC);
  2. Fluorourasil, epirubisin, and siklofosfamid (FEC);
  3. Doksorubisin dan siklofosfamid (AC);
  4. Siklofosfamid, metotreksat dan fluorourasil (CMF);
  5. Doksorubisin, siklofosfamid, taxol/taxotere.

Simak tulisan dr. LiDianTi lainnya di sini.


Post a Comment

Info Farmasi/Obat Kanker